Terlepas dari riwayat mana yang benar, yang pasti air atau sumur Zam-zam itu menyimpan rahasia yang luar biasa. Diantaranya dipercaya bisa menyembuhkan penyakit sebagaimana hadist yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA. Rosululloh SAW bersabda, "Sebaik-baik air di muka bumi ialah air zam-zam. Air zam-zam merupakan air yang mengenyangkan dan penawar bagi penyakit." (HR dari Ibnu Abbas).
Tidak seperti air mineral pada umumnya, air zam-zam mengandung elemen-elemen alamiah sebesar 2000 miligram (mg) per liter. Biasanya air mineral (hard carbonated water) tidak akan lebih dari 260 mg per liter. Elemen-elemen kimiawi yang terkandung dari air zam-zam meliputi: 1. Positive ions.
Sodium (250 mg per liter), Kalsium (200 mg per liter), Potassium (20 mg per liter), dan Magnesium (50 mg per liter).
2. Negative ions.
Sulfur (372 mg per liter), Bicarbonates (366 mg per liter), Nitrat (273 mg per liter), Fosfat (0,25 mg per liter), dan Ammonia (6 mg per liter).
Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air zam-zam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus.
Satu hal yang paling menarik, ternyata selama ribuan tahun (lebih dari 14 abad) sumur zam-zam tidak pernah kering dan airnya tidak habis kendati airnya dipergunakan oleh lebih dari jutaan umat manusia setiap tahunnya. Di samping kehendak Allah SWT, secara ilmiah ternyata juga diungkapkan fakta-faktanya.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Mungkin secara logika, hal itu tidak masuk akal. Sebab, sumur zam-zam itu hanya memiliki luas permukaan selebar 3 - 4 meter dan panjang kedalamannya sekitar 30 meter sangat kecil untuk menghasilkan air yang begitu besar untuk memenuhi jutaan umat manusia, termasuk 2,2 juta orang jama'ah haji setiap tahunnya yang masing-masing membawa 5 - 20 liter.
Anggota Ikatan Ahli Geolodi Indonesia (IAGI), Rovicky Dwi Putruhari, dalam tulisannya tentang, "Rahasia Air Zam-zam" menyebutkan, dalam sebuah uji pemompaan (pump test), sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 - 18,5 liter per detik, atau 660 liter per menit, atau 40.000 liter per jam. Ini dilakukan sebelum tahun 1950-an.
Kemudian pada tahun 1953 dibangun pompa air. Pompa ini menyalurkan air dari sumur ke bak pemompaan air dan diantaranya ke keran-keran yang ada di sekitar sumur zam-zam. Pada saat dilakukan pengujian, pada pemompaan 8000 liter per detik selama 24 jam, air yang ada dalam sumur zam-zam mengalami penyusutan sedalam 3,23 meter. Dan ketika pemompaan dihentikan, hanya dalam waktu 11 menit permukaan sumur kembali ke asalnya. Padahal jarak kota Makkah ke laut (pantai) sejauh 75 kilometer. Ini menunjukkan bahwa banyak air yang tersimpan dalam sumur zam-zam hasil dari rekahan (celah) bebatuan yang ada pada perbukitan di sekitar Makkah.
Dimensi dan Profil Sumur Zam-zam
Bentuk sumur Zam-zam dapat dilihat dibawah ini.Sumur ini memiliki kedalaman sekitar 30.5 meter. Hingga kedalaman 13.5 meter teratas menembus lapisan alluvium Wadi Ibrahim. Lapisan ini merupakan lapisan pasir yang sangat berpori. Lapisan ini berisi batupasir hasil transportasi dari lain tempat. Mungkin saja dahulu ada lembah yang dialiri sungai yang saat ini sudah kering. Atau dapat pula merupakan dataran rendah hasil runtuhan atau penumpukan hasil pelapukan batuan yang lebih tinggi topografinya.
Mata air zamzam
Dibawah lapisan alluvial Wadi Ibrahim ini terdapat setengah meter (0.5 m) lapisan yang sangat lulus air (permeable). Lapisan yang sangat lulus air inilah yang merupakan tempat utama keluarnya air-air di sumur Zam-zam.
Kedalaman 17 meter kebawah selanjutnya, sumur ini menembus lapisan batuan keras yang berupa batuan beku Diorit. Batuan beku jenis ini (Diorit) memang agak jarang dijumpai di Indonesia atau di Jawa, tetapi sangat banyak dijumpai di Jazirah Arab. Pada bagian atas batuan ini dijumpai rekahan-rekahan yang juga memiliki kandungan air. Dulu ada yang menduga retakan ini menuju laut Merah. Tetapi tidak ada (barangkali saja saya belum menemukan) laporan geologi yang menunjukkan hal itu.
Dari uji pemompaan sumur ini mampu mengalirkan air sebesar 11 - 18.5 liter/detik, hingga permenit dapat mencapai 660 liter/menit atau 40 000 liter per jam. Celah-celah atau rekahan ini salah satu yang mengeluarkan air cukup banyak. Ada celah (rekahan) yang memanjang kearah hajar Aswad dengan panjang 75 cm denga ketinggian 30 cm, juga beberapa celah kecil kearah Shaffa dan Marwa.
Keterangan geometris lainnya, celah sumur dibawah tempat Thawaf 1.56 m, kedalaman total dari bibir sumur 30 m, kedalaman air dari bibir sumur = 4 m, kedalaman mata air 13 m, Dari mata air sampai dasar sumur 17 m, dan diameter sumur berkisar antara 1.46 hingga 2.66 meter.
Sumber: Buletin Ruhama edisi126 dan www.kaskus.us/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar